KITA INI MILIK KEPUNYAAN TUHAN (edisi 20 Maret 2019)

Baca:  Yesaya 43:1-7

"Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku."  Yesaua 43:1

Di dalam Alkitab terkandung banyak sekali janji Tuhan yang luar biasa bagi orang percaya.  Janji ini bukan keluar dari mulut manusia yang mudah sekali berubah atau mengecewakan, tapi yang berjanji adalah Tuhan yang Mahakudus, Tuhan yang Mahakuasa, Tuhan Israel, Sang Juruselamat, yang  "...bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?"  (Bilangan 23:19).  Sebagai orang percaya, kita adalah Israel-Israel rohani yang dikasihi dan dipelihara Tuhan sedemikian rupa, oleh karena itu kita patut tahu janji-janji-Nya tersebut.

     Tuhan menegaskan:  "Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,"  (Yesaya 43:4).  Tuhan menasihati kita untuk tidak takut, sebab kita ini berharga di mata Tuhan, Dia telah menebus kita yang berarti kita ini telah menjadi milik-Nya;  "...engkau ini kepunyaan-Ku."  (ayat nas), kita telah dibeli lunas dengan darah Anak Domba.  Jikalau kita ini milik Tuhan tentunya Dia takkan rela dan membiarkan kita terhilang dan binasa.  Itulah sebabnya Tuhan berani menjamin kita:  "Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu."  (Yesaya 43:2, 3a).

     Ini berbicara tentang janji perlindungan dan penyertaan Tuhan!  Air atau sungai melambangkan derasnya gelombang  (masalah)  kehidupan manusia.  Api berbicara tentang pencobaan.  Sedahsyatnya apa pun masalah dan pencobaan yang kita alami tak perlu kita takut, sebab Tuhan selalu ada untuk kita.  Jika Tuhan beserta kita, adakah perkara yang mustahil?  Sewaktu bangsa Israel dikejar pasukan Firaun, secara logika mustahil mereka bisa luput, sebab di hadapan mereka terbentang laut Teberau  (Kolsom)  yang dalam, di kanan dan kiri padang belantara, dan di belakang sudah siap pasukan Firaun.  Tetapi, Tuhan selalu punya cara menolong umat kepunyaan-Nya ini dan cara-Nya selalu ajaib.

Tak perlu takut menjalani hidup, karena kita dikasihi Tuhan sedemikian rupa!

JANGAN KARENA TERPAKSA (Edisi 19 Maret 2019)

Baca:  1 Petrus 5:1-4

"Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu."  1 Petrus 5:4

Kristus pernah mengajukan pertanyaan kepada Petrus untuk menguji kesungguhannya dalam mengikut Dia.  "apakah engkau mengasihi Aku?"  Bahkan, pertanyaan tersebut Ia ulangi sampai tiga kali berturut-turut.  Kemudian Ia memberikan suatu mandat penting kepada Petrus:  "Gembalakanlah domba-domba-Ku."  (Yohanes 21:17).

     Melalui suratnya ini Petrus kembali mengingatkan apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi orang percaya yaitu supaya turut ambil bagian dalam menggembalakan domba-domba.  'Domba-domba'  berbicara tentang jiwa-jiwa atau orang-orang yang harus dilayani.  Jadi menggembalakan jiwa-jiwa itu bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab para pemilik jemaat, gembala sidang atau pendeta, melainkan semua orang percaya memiliki tanggung jawab yang sama.  Adapun kata  'penggembalaan'  ini berasal dari kata kerja bahasa Yunani yaitu bosko yang berarti merawat, memelihara, mengawasi dan memperhatikan kawanan domba yang sedang makan rumput di padang.

     Siapakah kawanan domba yang harus digembalakan?  Bagi para gembala sidang  (pendeta), kawanan domba adalah setiap anggota jemaat gereja yang dilayani, tanpa terkecuali, tanpa memandang status sosial;  bagi seorang suami, kawanan domba itu adalah seluruh anggota keluarganya  (isteri dan anak-anak);  bagi boss perusahaan, kawanan domba adalah setiap pekerja atau karyawan.  Yang termasuk juga kawanan domba yang harus dilayani adalah orang-orang di sekitar yang membutuhkan perhatian dan uluran tangan kita.  Karena itu marilah kita saling mengasihi, memerhatikan dan menguatkan satu sama lain, bukan karena mereka kaya atau mendatangkan keuntungan bagi kita;  bukan pula karena terpaksa, melainkan lakukan semua itu dengan tulus hati.  "...kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah."  (1 Petrus 4:8-10).

"Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi."  Amsal 10:21

TUHAN MURKA TERHADAP YANG JAHAT (Edisi 18 Maret 2019)

Baca:  Nahum 1:1-8

"TUHAN itu Allah yang cemburu dan pembalas, TUHAN itu pembalas dan penuh kehangatan amarah. TUHAN itu pembalas kepada para lawan-Nya dan pendendam kepada para musuh-Nya."  Nahum 1:2

Kitab Nahum ini selain berisikan tentang peringatan-peringatan keras Tuhan terhadap orang-orang yang berlaku jahat, juga adalah kabar baik bagi orang-orang yang taat kepada-Nya.  Hal kabar baik  (sukacita)  ini sesuai dengan nama  'Nahum'  yang berarti kesukaan.  Ayat nas secara tegas menyatakan bahwa Tuhan itu pembalas kepada para lawan-nya, dan pendendam kepada para musuh-Nya.  yang dimaksud lawan dan musuh adalah orang-orang yang berlaku jahat.  Hal ini mengacu pada penumpahan darah yang terjadi di Niniwe,  "Celakalah kota penumpah darah itu! Seluruhnya dusta belaka, penuh dengan perampasan, dan tidak henti-hentinya penerkaman!"  (Nahum 3:1).

     Tuhan sangat benci terhadap penumpahan darah, karena itu Ia akan melawan segala bentuk perbuatan jahat tanpa terkecuali.  Orang-orang yang berlaku jahat atau mereka yang menentang Tuhan pada saatnya akan beroleh balasannya, sebab Tuhan takkan membiarkan diri-Nya dipermainkan  (Galatia 6:7a).  Camkan ini!  Memang Tuhan adalah Pribadi yang panjang sabar dan penuh kasih setia, tetapi jangan lupa bahwa Dia adalah Tuhan yang adil.  "TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah"  (Nahum 1:3a).  Tuhan berlaku sabar terhadap siapa pun dengan maksud  "...supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."  (2 Petrus 3:9).

     Jangan sekali-kali meremehkan kesabaran Tuhan, lalu dengan sengaja kita berbuat dosa, sebab jika murka Tuhan datang tak seorang pun akan luput dari hukuman-Nya.  Sebaliknya, bila kita mau taat melakukan firman Tuhan dan punya penyerahan diri penuh kepada Tuhan, maka Dia akan menjadi tempat perlindungan bagi kita  (Nahum 1:7).  Bila saat ini kita sedang tertimpa masalah yang berat, jangan menyerah dan berputus asa, sebab Tuhan sanggup mengangkat hidup kita, asal kita tetap setia dan taat kepada-Nya.  "Sekarang, Aku akan mematahkan gandarnya yang memberati engkau, dan akan memutuskan belenggu-belenggu yang mengikat engkau."  (Nahum 1:13).

Yang jahat beroleh murka Tuhan, tetapi yang taat beroleh pemulihan dari-Nya!

HARTA KUSAYANG, NYAWAKU MELAYANG (Edisi 17 Maret 2019)

Baca:  Kejadian 19:1-29

"Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam."  Kejadian 19:26

Kisah tentang Tuhan membumihanguskan kota Sodom Gomora adalah kisah yang tak asing di telinga orang percaya.  Pada mulanya Tuhan hanya ingin memusnahkan Sodom dan Gomora beserta penduduknya karena mereka hidup menyimpang dari jalan-jalan Tuhan dengan perbuatan mereka yang jahat dan menyimpang dari kebenaran.  Waktu itu Lot dan keluarganya tinggal di kota itu, tapi tidak satu pun orang yang tertarik dengan kehidupan keluarga Lot yang hidup percaya dan menyembah Tuhan.

     Karena itu Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk memberikan perintah kepada Lot dan keluarganya untuk segera meninggalkan kota Sodom dan Gomora ke tempat yang lebih aman agar terhindar dari bencana.  "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap."  (Kejadian 19:17).  Saat melarikan diri ini Lot dan keluarganya tidak membawa harta sedikit pun, alias lari dengan tangan kosong.  Namun sayang, di tengah pelariannya itu isteri Lot tidak mengindahkan perintah Tuhan.  Ia tampak sekali berat meninggalkan rumah dan harta bendanya, pikirnya ia sudah bersusah payah mengumpulkan harta benda, sayang jika harus ditinggalkan begitu saja...  Maka ia pun  "...menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam."  (Kejadian 19:26).

     "...di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."  (Matius 6:21).  Hati isteri Lot terpaut kepada harta  (duniawi)  sehingga ia memandang remeh peringatan Tuhan.  Ia lebih mengasihi harta  (duniawi)  daripada Tuhan yang adalah Sang Pemberi berkat.  Harta duniawi telah membutakan mata rohaninya, dan karena hartanya pula nyawa isteri Lot pun melayang.  Kehidupan isteri Lot harus berakhir dengan sangat tragis.  Harta disayang, nyawa pun melayang!  Ini menjadi suatu peringatan keras bahwa harta sebanyak apa pun takkan bisa menolong dan menyelamatkan hidup seseorang.  "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?"  (Matius 16:26).

Hidup kita ini sangat bergantung sepenuhnya kepada Tuhan!  Karena itu jangan sekali-kali kita mengandalkan harta duniawi!

BELAJARLAH MENGUTAMAKAN ORANG LAIN (Edisi 16 Maret 2019)

Baca:  Matius 14:13-21

"Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit."  Matius 14:14

Hal terbaik yang biasa kita lakukan setelah lelah bekerja seharian adalah mengambil waktu untuk beristirahat, entah itu tidur di kamar atau hanya sekedar rebahan di sofa, tanpa mau diganggu oleh siapa pun.  Kita beristirahat dengan tujuan untuk melepaskan rasa penat, meregangkan otot-otot yang kaku.  Tetapi seringkali kita menjadi kesal ketika sedang enak-enaknya beristirahat tiba-tiba ada gangguan datang.

     Suatu ketika Kristus ingin sekali beristirahat dan mengasingkan diri, karena di balik kelelahan tubuh-Nya Ia juga sedang berduka karena telah mendengar kabar tentang kematian Yohanes Pembaptis yang tragis yaitu dipenggal kepalanya oleh raja Herodes.  Karena itu Ia ingin sekali menyendiri dan menenangkan diri-Nya.  Namun orang-orang tidak mengetahui apa yang Kristus rasakan, sehingga mereka tetap saja mengikuti Dia sekalipun harus menempuhnya dengan berjalan kaki, karena mereka ingin sekali mendapatkan kesembuhan dan mujizat.  Melihat orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya Kristus pun menemui mereka dan melayani mereka, sekalipun hari sudah larut malam.  Kristus rela mengesampingkan kebutuhan pribadinya yang semula ingin menyendiri, beristirahat dan menenangkan hati, dengan tetap mengutamakan kepentingan orang banyak itu, melayani mereka bahkan memberi mereka makan.

     Tuhan telah meninggalkan teladan hidup bagi orang percaya.  Kristus rela mengesampingkan kepentingan pribadi-Nya dengan memerhatikan kepentingan orang lain.  Karena itu  "...hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga."  (Filipi 2:3-4).  Selain itu kita juga diajar untuk memiliki kasih yang diwujudkan dengan tindakan yaitu menolong orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan.  "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus."  (Galatia 6:2).

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka."  Matius 7:12

MILIKILAH HATI YANG BERSIH (Edisi 15 Maret 2019)

Baca:  Amsal 20:1-30

"Siapakah dapat berkata: "Aku telah membersihkan hatiku, aku tahir dari pada dosaku?"  Amsal 20:9

Hati merupakan organ vital yang berfungsi menawar dan menetralisir racun, mengatur komposisi darah yang mengandung lemak, gula, protein dan zat-zat lainnya.  Hati juga membuat empedu, zat yang membantu pencernaan lemak di dalam tubuh.  Ini menunjukkan bahwa hati memiliki peranan yang teramat penting bagi kelangsungan hidup manusia.  Oleh karena itu kita semua dianjurkan untuk selalu menjaga dan merawat hati supaya tetap sehat.  Bagaimana caranya?  Yaitu dengan rajin berolahraga dan menerapkan pola hidup yang sehat.

     Berkenaan dengan soal  'hati'  ini, firman Tuhan juga tak henti-hentinya menasihati dan memperingatkan kita untuk selalu menjaganya.  "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."  (Amsal 4:23).  Dari hati dapat timbul berbagai masalah dalam kehidupan ini:  "...timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat."  (Matius 15:19).  Bila  'hati'  bermasalah, muncullah sakit hati, panas hati, pahit hati, patah hati, hati yang luka, dan sebagainya.  Hati yang bermasalah atau hati yang tidak bersih adalah penghalang untuk kita mendekat kepada Tuhan, penghalang untuk kita menerima jawaban doa, penghalang untuk kita mengalami kebaikan Tuhan, sebab Tuhan itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya  (Mazmur 73:1).  Karena itu  "Bersihkanlah hatimu dari kejahatan, hai Yerusalem, supaya engkau diselamatkan! Berapa lama lagi tinggal di dalam hatimu rancangan-rancangan kedurjanaanmu?"  (Yeremia 4:14).  Daud berdoa dan memohon kepada Tuhan,  "Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!"  (Mazmur 51:12).

     Syukur kepada Tuhan!  Karena penebusan Kristus di kayu salib hati kita telah dibersihkan dari segala kotoran, sehingga kita dilayakkan untuk menghadap Tuhan.  "Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni."  (Ibrani 10:22).

Hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari segala jenis kejahatan!

URAPAN DAN PENYERTAAN TUHAN (Edisi 14 Maret 2019)

Baca:  1 Samuel 16:14-23

"Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia."  1 Samuel 16:18

Daud adalah orang yang sangat istimewa di pemandangan mata Tuhan.  Tentang Daud Tuhan berkata,  "Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku."  (Kisah 13:22).  Ketika masih berusia muda Daud telah menunjukkan tanda-tanda bahwa kelak ia akan menjadi tokoh besar dan dipakai Tuhan secara luar biasa.  Jalan itu telah dirintisnya tatkala ia masih muda yaitu saat masih menggembalakan kambing domba yang jumlahnya hanya 2-3 ekor di padang belantara.  Saat itulah Daud memiliki banyak waktu untuk merenungkan banyak hal tentang kehidupan ini dan juga membangun persekutuan dengan Tuhan, ia pun menaikkan puji-pujian bagi Tuhan dengan iringan kecapi yang dimainkannya.

     Berita tentang kemahiran Daud dalam memainkan kecapi itu terdengar di mana-mana, bahkan sampai ke istana raja Saul.  Ketika raja Saul sedang diganggu oleh roh jahat, para pegawai istana berusaha mencari cara bagaimana supaya roh jahat itu pergi.  Lalu mereka menyarankan agar rajanya  (Saul)  segera mencari orang yang pandai memainkan kecapi.  Raja Saul pun memerintahkan pegawainya untuk mencarikan orang yang mahir dalam bermain kecapi.  "Carilah bagiku seorang yang dapat main kecapi dengan baik, dan bawalah dia kepadaku."  (1 Samuel 16:17).  Akhirnya  "...Daud sampai kepada Saul dan menjadi pelayannya. Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya."  (1 Samuel 16:21a, 23).

     Bukan karena kualitas kecapinya yang membuat roh jahat pergi, tetapi siapa yang memainkan kecapi tersebut.  Selain mahir dalam memainkan kecapi, Daud adalah orang yang karib dengan Tuhan dan memiliki kehidupan yang berkenan kepada-Nya.  Itulah sebabnya kehidupan Daud dipenuhi oleh urapan Roh Tuhan.  Itulah kunci utama mengapa permainan kecapi Daud menghasilkan kuasa, sehingga mampu mengalahkan roh jahat.

Orang yang hidupnya dipenuhi Roh Kudus, di mana pun berada pasti membawa dampak yang luar biasa!

MANUSIA BARU: Hati yang Baru (Edisi 13 Maret 2019)

Baca:  Yehezkiel 36:25-28

"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat."  Yehezkiel 36:26

Alkitab menyatakan bahwa  "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).  Proses  'kelahiran baru'  di dalam diri orang percaya ini dikerjakan oleh Roh Kudus  (Titus 3:5).  Karena kita adalah  'ciptaan baru'  di dalam Kristus maka kita harus menjalani hidup sebagai manusia yang benar-benar baru dengan meninggalkan kehidupan lama kita.  Tuhan berfirman,  "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu..."  (ayat nas).  Memiliki hati yang baru dan roh yang baru adalah tanda bahwa seseorang sudah mengalami kelahiran baru dan hidup dalam pertobatan.  Kita memerlukan hati dan roh yang baru agar hidup kita semakin berkenan kepada Tuhan.

     Apa yang dimaksudkan dengan hati yang baru?  Hati yang baru adalah hati yang tidak lagi keras atau hati yang lembut.  Kalau dulu sebelum bertobat hati orang begitu keras dan sulit sekali menerima teguran, setelah mengalami jaminan Roh Kudus hatinya diubahkan menjadi lembut.  "Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat,supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia;" (Yehezkiel 11:19-20).  Hati yang lembut adalah hati yang mau belajar, diajar, ditegur dan dibentuk.  "Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi."  (Amsal 15:31-32).

     Hati yang baru adalah hati yang mau taat melakukan kehendak Tuhan, tidak kompromi terhadap dosa.  Ketaatan adalah syarat mutlak memiliki kehidupan yang berkenan kepada Tuhan.  Tanpa ketaatan pengiringan kita akan Tuhan sia-sia.  Hati yang baru adalah hati yang senantiasa tertuju kepada Tuhan dan rindu menyenangkan hati-Nya.

Sudahkah kita benar-benar meninggalkan manusia lama dan menjalani hidup sebagai manusia baru?

BERSEMANGATLAH... TUHAN KITA BESAR! (Edisi 12 Maret 2019)

Baca:  Mazmur 126:1-6

"TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita."  Mazmur 126:3

Tak bisa dipungkiri bahwa di hari-hari ini kita semakin diperhadapkan dengan tantangan yang tidak semakin mudah, juga beban hidup yang semakin hari terasa semakin berat.  Itulah sebabnya banyak orang sambat  (bahasa Jawa:  mengeluh)  dan menjadi pesimis dalam menatap masa depan hidupnya.  Pesimis adalah sebuah sikap atau pandangan seseorang terhadap suatu hal yang digambarkan dengan ciri-ciri tidak yakin, murung, sedih, rasa putus asa, tidak ada harapan seperti berada dalam situasi yang sangat buruk.  Sesulit apa pun keadaannya dan seberat apa pun beban hidup yang ada, kita harus tetap optimis dan jangan pesimis, apalagi menyerah kalah pada keadaan.  Hidup kita adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat  (2 Korintus 5:7).

     Mengapa kita harus tetap optimis dalam menjalani hidup?  Karena kita punya Tuhan yang tak perlu diragukan kekuatan dan kuasa-Nya.  Karena itu kita tak perlu takut menghadapi apa pun.  Jika Tuhan ada di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?  (Roma 8:31b).  Jika Tuhan bekerja tidak ada perkara yang mustahil bagi-Nya.  Sekalipun berada di tengah-tengah penderitaan, kalau kita senantiasa berjalan bersama Tuhan dan hidup mengandalkan Dia, maka kita akan melihat pemulihan dinyatakan atas hidup kita.  "Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi."  (Mazmur 126:1).  Tuhan melakukan perkara-perkara yang besar bukan bermaksud untuk unjuk kebolehan tentang ke Ilahian-Nya, tetapi Dia memang adalah Tuhan yang Mahabesar dan ajaib segala perbuatan-Nya.

     Bersemangatlah dalam menjalani hidup, sebab kita punya Tuhan yang menjamin masa depan kita secara pasti.  "...masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang."  (Amsal 23:18).  Jangan sekali-kali menggantungkan harapan kepada dunia ini, itu sia-sia belaka.  Berharaplah hanya kepada Tuhan dan tetap nantikanlah Dia, sebab orang yang berharap kepada-Nya takkan mendapat malu.  Jangan pernah takut dalam menjalani hidup, sebab kita punya Tuhan yang tidak pernah gagal segala rencana-Nya  (Ayub 42:2).

Di dalam Tuhan kita memiliki jaminan hidup yang berkemenangan, karena Dia adalah Tuhan yang besar yang mengasihi kita.