Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Oktober 2018
Baca: Mazmur 13:1-6
"Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari?" Mazmur 13:3
Hidup di tengah dunia yang semakin bergejolak dan penuh problematika ini tak seorang pun hidup tanpa kuatir dan tak seorang pun terhindar dari rasa kuatir, termasuk orang percaya. Jika ada orang yang menyatakan diri bahwa ia tidak pernah merasa kuatir sedikit pun dalam hidupnya, hal tersebut adalah sebuah penyangkalan. Akan tetapi setiap kita dapat menolong diri sendiri terlepas dari rasa kuatir yaitu memercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan dan melihat setiap masalah, situasi, keadaan atau peristiwa yang ada dari sudut pandang firman Tuhan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata 'kuatir' memiliki pengertian: takut (gelisah, cemas) terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti. Perasaan ini biasanya dihubungkan dengan pikiran negatif tentang sesuatu yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Kuatir juga berarti was-was, bingung dan pikiran terpecah-pecah. Tuhan berfirman: "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?" (Matius 6:25). Lalu Dia menambahkan: "Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?" (Mazmur 6:27). Tuhan memperingatkan kita untuk tidak kuatir, karena Dia sendiri yang menjadi jaminan bagi kita. "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5b).
Hendaknya kita menyadari bahwa kekuatiran itu hanya memindahkan beban dari bahu Tuhan yang kuat ke bahu kita yang lemah. Kekuatiran adalah sebuah obsesi akan hal buruk yang mungkin terjadi: ketakutan terhadap hal yang tidak menyenangkan, menderita sakit, mengalami kekurangan, kehilangan sesuatu dan sebagainya. Daud, seorang raja pun, juga pernah merasa kuatir, tapi ia tak mau terus dibelenggunya, karena itu "...kepada kasih setia-Mu aku percaya," (Mazmur 13:6). Daud mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan melalui doa dan percaya penuh kepada-Nya!
"Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang," Amsal 12:25
0 komentar:
Posting Komentar